AGH. Muh. Harisah AS (1)
Nama
:
AGH. Muh. Harisah AS (1947-2013)
Bidang Studi
:
Tempat Tanggal Lahir
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
No Telp
:
Sosial Media
:
Email
:

“Menulislah, karena menulis itu pekerjaan ulama”, dan “Menulislah atau Engkau ditulis”, demikian pesan Anregurutta Haji (AGH) Muhammad Harisah bin Abduh Shafa. Demikian titahnya.  Anregurutta Haji (AGH) Muhammad Harisah bin Abduh Shafa (1947-2013) adalah Pendiri Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar, sekaligus pimpinan hingga wafat. Beliau dilahirkan di Bone 1947 dan wafat di Makassar, 20 Mei 2013. Keluarga Besar Pesantren An-Nahdlah Makassar menggelar hajatan memperingati haul 2 tahun wafatnya AGH. Muh. Harisah AS di hadiri sejumlah ulama berbaur ribuan hadirin yang terdiri dari santri dan jamaah.

Dalam dialog kecil bersama Thamzil Thahir (redaktur Tribun Timur) di Pesantren An-Nahdlah seusai puncak acara haul tersebut, menegaskan bahwa keulamaan lebih karena keteladanannya. Ulama kharismatik tidak mengumbar perkataan atau bersikap reaktif melainkan memikirkan mendalam tentang sesuatu kemudian berbicara seperlunya, namun yang disampaikannya berupa jawaban, hikmah, atau nasehat yang solutif.

Selebihnya, Thamzil Thahir mencermati keberadaan Pesantren An-Nahdlah yang istiqamah memelihara tradisi pesantren berupa pengajian kitab kuning di tengah dinamika perkotaan Makassar sebagai kota metropolis. Pesantren ini secara sosiologis menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sebab santri berbaur, tanpa pagar atau pembatas. Kecuali itu, menanamkan akhlak pada kaum remaja menjadi kontribusi pesantren yang menjadi tanggungjawab sosialnya, benteng akhlak. Perbincangan ringan itu merupakan bagian dari tauziyah-tauziyah dari AGH. Sanusi Baco dan AGH. A. Rahim Puang Makka pada acara haul.

Keteladanan allahuyarham AGH. Muh. Harisah AS menjadi bagian tauziyah As-Syekh Sayyid Habib A. Rahim Asseggaf Puang Makka pada acara haul di Masjid Nurul Ihsan Layang, Makassar. Dalam kesaksiannya, setiap AGH. Muh. Harisah AS mengaji, berguru, dan silaturahim kepada Allahuyarham As-Syekh Sayyid Habib Jamaluddin Asseggaf Puang Ramma, ayah beliau, selalu melihat AGH. Muh. Harisah AS dengan kepribadiannya yang sangat menghargai ulama, tidak pernah melihat wajah AGH. Jamaluddin Puang Ramma disertai suara yang cukup lembut dan merendah.

AGH. A. Rahim Puang Makka menegaskan bahwa akhlak AGH. Muh. Harisah AS itu merupakan kepribadian yang harus dijaga di lingkungan Pesantren An-Nahdlah, termasuk pengamalan tarekat al-Muhammadiyah al-Sanusiyah yang diamalkan beliau. Ijazah tarekat tersebut diperoleh dari As-Syekh al-allamah nasirussunnah AGH. Muhammad Nur. Selain itu, allahuyarham juga menerima ijazah tarekat beberapa ulama di Jawa dan ijazah kitab Muhktarul hadis dari AGH. Rafi’i Sulaiman Bone.

Risalah keilmuan AGH. Muh. Harisah AS berawal dari abahnya, AGH. Abduh Safa. Kemudian mengaji kitab kuning pada AGH. Muh. Yunus Maratan, sosok ulama yang diakui AGH. Muh. Harisah AS sebagai figur yang cukup mewarnainya. Setelah hijrah ke Makassar, rihlah ilmiahnya berlanjut dengan berguru pada AGH. Muhammad Nur, AGH. Abdul Kadir, MA dan AGH. Mustafa Nuri LAS. Sembari berguru pada sejumlah ulama tersebut, AGH. Muh. Harisah AS mendedikasikan hidupnya memelihara tradisi pesantren, mulai dari mangaji kitab kuning dan mappangaji hingga akhir hayatnya.

Keteladanan ulama dan ikhtiar menjaga silsilah keilmuannya menjadikan sosok ulama disegani dan diteladani, sosok pribadi yang hendak mendedikasikan dirinya di jalan Allah dengan menjaga tradisi pesantren, kitab kuning, dan akhlak para santri. Demikian diantara perbincangan ringan dengan Thamzil Thahir sebagai catatan kecil kami.

AGH. Muh. Harisah AS merupakan Pendiri dan memimpin Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar (1982-2013). Kontribusi AGH. Muh. Harisah AS selama membina Pesantren An-Nahdlah, terutama pengajian kitab kuning selama 30 tahun lebih itu, mendapat pujian Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin saat berkunjung di Pesantren An-Nahdlah, Sabtu, 23 Mei 2015 lalu (Tribun Timur, 24/5/2015).

Kehadiran Menteri Agama di Pondok Pesantren An-Nahdlah merupakan rangkaian kunjungan kerjanya di Sulsel, sekaligus menghadiri haul allahuyarham AGH. Muh. Harisah AS yang semula beliau dijadwalkan hadir pada puncak haul, 20 Mei 2015. Dalam kesempatan itu, Menteri Agama memuji kontribusi AGH. Muh. Harisah AS yang istiqamah membina pesantren di tengah kota dengan berbagai tantangannya. Tentunya, turut membantu negara dalam konteks pembinaan akhlaq anak bangsa, dan menjaga tradisi keilmuan pesantren melalui pengajian kitab kuning sebagai identitas kaum pesantren.

Pesantren An-Nahdlah yang dirintis AGH. Muh. Harisah AS memiliki peran penting, setidaknya tetap menjaga tradisi pesantren di kawasan santri di Bontoala dan menjadi benteng akhlaq bagi kaum remaja. Ahmad Baso salah seorang alumni Pesantren An-Nahdlah angkatan 1990 itu, mencatat dalam buku Pesantren Studies, secara historis Bontoala merupakan situs kota santri. Bahkan dicatat sebagai jejak awal pesantren di Sulsel, tercatat Syekh Yusuf Makassary pernah mengaji kitab kuning di kawasan Bontoala.

Sementara itu, tradisi haul perlu dijaga untuk mengenang jejak para ulama. Tercatat ratusan ulama Sulsel, baik generasi Syekh Yusuf al-Makassary maupun Syekh AGH. Muhammad As’ad, patut “dirayakan” secara rutin haulnya seperti tradisi santri di Jawa. Kesadaran itu mulai ditunaikan Keluarga Besar Pondok An-Nahdlah Makassar untuk mentradisikan peringatan haul AGH. Muh. Harisah AS setiap tahunnya. Sejumlah ulama dan tokoh hingga pejabat menghadirinya. Sejak peringatan 100 hari wafatnya allahuyarham hingga haul dua tahunnya, telah hadir Prof. Dr. KH. Said Siradj, MA, (Ketua Umum PBNU), Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, (Rektor PTIQ Jakarta), D. Zawawi Imron (ulama dan sastrawan nasional), Muhaimin Iskandar, Romahurmuzy, hingga Lukman Hakim Saifuddin, (Menteri Agama RI).

Mengenang jasa dan keteladanan allahuyarham AGH. Muh. Harisah AS, sejumlah karya dilahirkan oleh santri, alumni, guru dan keluarganya. Diantaranya; AGH. Muh. Harisah AS Mewariskan Pesantren, Sujud Sang Kiai Kesaksian Santri, Mutiara Doa Kumpulan Doa yang ditulis AGH. Muh. Harisah AS hingga buku Kearifan Dalam Bingkai Aswaja Tazkirah KH. Muh. Harisah AS Pendiri Pesantren An-Nahdlah terbit Mei 2015 ditulis Dr. H. Afifuddin Harisah Lc, MA (Pimpinan Umum Pesantren An-Nahdlah).

Suatu ketika, allahuyarham AGH. Muh. Harisah AS bercerita pada penulis beserta para santri lainnya, beliau tidak pernah bermimpi perkembangan pesantren seperti sekarang. Beliau semata hendak menjalankan pesan AGH. Muh. Yunus Maratan, “jadilah guru, sebab guru itu hanya satu tujuannya, ingin memperbaiki anak orang”. Setiap bertemu dengan guru yang cukup mewarnainya itu, hanya bertanya, …”Harisah, mappangajimuko”? Kenang AGH. Muh. Harisah AS. Pertanyaan itu kemudian “dijawab” dengan mendedikasikan seluruh hidupnya mengajar bahkan mappangaji kitab kuning lebih 30 tahun hingga wafatnya.

Bagikan :

Artikel Sekolah

Pondok Pesantren An Nahdlah Maka...
Santri An Nahdlah Makassar Boron...
Pesantren An Nahdlah Peringati H...
Rahasia Fardhu dan Naflu dalam I...
Ngantar Haji Bisa Berangkat Juga?
Panitia Penerimaan Santri Baru P...

Agenda Sekolah

No data was found

Pengumuman Sekolah

MARI BERAMAL JARIYAH
JADWAL IMSAKYAH

Hubungi kami di : (0411) 3614223-3632073

Kirim email ke kamiponpes.annahdlah01@gmail.com