AN NAHDLAH. ID, MAKASSAR| Prof. Dr. H. Firdaus Muhammad. MA seorang Alumni An Nahdlah Angkatan tahun 1995 yang pertama bergelar Profesor bidang Ilmu Komunikasi Politik Islam Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Beliau juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan sekarang beliau menjabat di pondok pesantren An Nahdlah Makassar sebagai Masyayikh atau wakil pimpinan dua, dan beliau juga adalah menantu dari seorang ulama yang sangat alim dan kharismatik yaitu AG. Drs. Muh. Harisah As pendiri Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar.
Pengukuhan beliau sebagai Guru Besar Rabu 24 April 2024, mulai 08:30 WITA di Auditorium UIN Alauddin Jl. H.M Yasin Limpo No 38 Romang Polong. Gowa, Judul Orasi Ilmiahnya Relasi Ulama, Kekuasaan dan Keindonesiaan.

“Nahdlatul ulama merupakan organisasi terbesar di Indonesia senantiasa berhadapan godaan politik. Kiyai haji Sahal Mahfud membagi 3 jenis politik dalam NU, yang pertama politik ke kenegaraan kedua politik kerakyatan dan ketiga politik kekuasaan.” Ujar Prof firdaus dalam orasi ilmiahnya.
Prof firdaus juga membagi perjalanan NU empat bagian, pertama NU masa penjajahan ( 1926-1945), kedua NU masa orde lama ( 1945-1966), ketiga NU masa orde Baru (1966-1998) dan ke empat periode reformasi (1998-2024).
Akhir pidato prof. Firdaus mengucapakan rasa terima kasih kepada seluruh guru dan seluruh keluarga besar dan rekan-rekan yang selalu memberikan support untuk berada di titik ini.
Dan ucapan terima kasih untuk terakhir prof. Firdaus mempersembahkan kepada istri tercinta beliau yaitu Khairunnisa Harisah. M.Pd. “Saya selalu memberikan kejutan, saya daftar haji nanti lulus saya beritahu dan lulus sebagai guru besar juga dan hari ini tanpa sepengetahuan nya saya menulis garis takdir. Suasana yang berat adalah di nikahkan ketika ijab kabul 18 Oktober 2008 saya di nikahkan oleh AG. KH. Muhammad Harisah.” Ujar Prof firdaus.
Laporan Muhammad Irham